Friday, November 18, 2016

Anti Klimaks Konser Morrissey

OMG OMG, sudah sebulan lebih lewat dari konser keduanya Morrissey di Jakarta, dan gw belum sempat menulis tentang konser tersebut.. I'm sorry Moz.
Sejak mengetahui kabar bahwa Morrissey akan kembali tampil di Jakarta untuk kedua kalinya (setelah penampilan pertamanya tahun 2012 lalu, di mana gw waktu itu menonton juga) tentu saja gw merasa gembira dan bahagia. Morrissey adalah salah satu musisi idola gw sejak mengenal lagu-lagunya dari tahun 1994-1995 lalu. Apalagi setelah mengenal sosoknya lebih jauh lagi, tentang personalitynya, tentang pola pikirnya, sejak itu gw menobatkan eks vokalis The Smiths ini sebagai salah satu idola gw di bidang musik. Konser dia di Jakarta tahun 2012 lalu juga merupakan salah satu konser terbaik yang pernah gw tonton. Apa sih indikasi konser itu bagus dan menarik menurut gw? Yaitu di mana gw bisa lepas ber-sing along, bergoyang berdansa ber-moshing & stage diving dan sebagainya pada konser itu. Tidak selalu dengan panggung dan tata suara yang wah megah, tak perlu di venue yang eksklusif, yang penting gw bisa merasakan euforia berada dalam kerumunan penonton lainnya. Nah itulah yang gw rasakan pada konser Moz tahun 2012 lalu. Lalu bagaimanakah dengan konser Moz pada 12 Oktober lalu?
Konser kedua Moz di Jakarta kali ini diadakan di GBK Sports Complex Senayan (ex Golf Driving Range Senayan). Sebuah venue yang setau gw baru kali ini dijadikan tempat konser yang diadakan di Jakarta. Outdoor? Ya jelas. Masih sekitaran Senayan juga sih di mana pada 2012 lalu Moz tampil di Tennis Indoor Senayan. Karena Oktober lalu Jakarta sudah mulai memasuki musim penghujan, gw pun sebagai seorang concert goer sudah mengantisipasi bahwa venue pasti akan becek, jadi dari rumah gw udah langsung memakai celana pendek 3/4 gw dan sepatu Converse yang udah jarang gw pakai. Benar, pada akhirnya setelah konser gw gak perlu lagi pusing akan kotornya jeans dan sepatu yang biasa gw pakai, ha.
Gw tiba di venue sekitar jam 5 sore. Sudah ramai para penggemar Moz di sana. Terdengar check sound dari panggung lagu-lagu Moz dimainkan. Ada Suedehead, Let Me Kiss You, Ouija Board dan beberapa lagu lainnya. Gw langsung memastikan bahwa lagu-lagu tersebut akan dimainkan juga nanti pada saat konser. Setelah ber-swafoto di depan gerbang masuk venue, gw pun masuk ke dalam menukarkan tiket gw di Ticket Box, lalu mengantri. Wah di dalam antrian sudah agak lumayan panjang. Padahal open gate masih sekitar satu setengah jam lagi. Gw pun akhirnya mengantri di salah satu barisan. Tapi setelah beberapa saat kok gw merasa aneh. Di barisan gw kenapa cuman sedikit ya yang antri, sedangkan dua barisan di samping gw lebih panjang. Gw pun bertanya pada orang di depan gw, apakah barisan ini untuk pembeli tiket VIP? Tapi nggak kok, dia juga tiket Reguler sama kayak gw. Jadi yaudahlah gw tetap mengantri di situ. Toh kalo memang antrian kami salah petugas di depan pasti sudah memberitahu kami untuk antri pada barisan yang dua lagi.

swafoto sebelum memasuki venue

Tapi gw kembali berpikir, gw kan pemegang tiket Fast Track. Gw beli tiket ini pada saat acara rutin bulanan Selecta Pop edisi The Cure vs Morrissey sebulan sebelumnya. Sebuah acara musik rutin bulanan yang diadakan oleh komunitas GOB (Grup Orang Bener) di Facebook. Nah di acara tersebut hadir pula perwakilan dari pihak promotor yaitu kiosPLAY untuk sembari berjualan tiket di sana. Benefit membeli tiket di acara itu yaitu mendapatkan tiket Fast Track, jadi pemegang tiket itu nantinya bisa langsung masuk tanpa harus mengantri lagi. Lalu gw berpikir, untuk apa gw ngantri di sini. Sebelum mengantri tadi sih gw udah sempet nanya sama salah satu petugas di depan gate, dimanakah pemegang tiket Fast Track harus mengantri. Dia jawab ke gw bahwa gw tetap ikut antrian yang ada. Loh...gak jelas.. Maka dari itulah gw mengantri di antrian gw sekarang. Tapi naluri gw mengatakan bahwa gw seharusnya tidak berada di sini. Gw tinggalkan antrian gw dan kembali maju ke depan gate. Gw kembali menanyakan ke petugas yang lain bahwa gw pemegang tiket Fast Track apakah gw bisa langsung masuk? Kebetulan di depan gw ada beberapa orang yang diperbolehkan masuk, beberapa diantaranya bule-bule yang udah gw perhatikan dari tadi sih.. Kata salah satu petugas gate, setelah mengetahui gw pemegang tiket Fast Track, gw diperbolehkan masuk tuh.. Gw disuruh ikut masuk aja bersama beberapa orang tadi, eh pas gw udah mau masuk, ada salah satu petugas di arah belakang gw yang nanya, gw ini siapa. Loh, ternyata orang-orang yang udah masuk duluan tadi adalah para Guest List. Nah miskom lagi kan antara petugas-petugas itu. Akhirnya gw gak boleh jadi masuk duluan. Gw ditanya sama petugas yang tadi berada di belakang gw, "tiket lo beli di mana?". Gw bilang, "Gw beli di JK7 Bar Kemang bulan lalu, gw beli tiket Fast Track". Lalu dia bilang gw disuruh nunggu dulu sampe ada 30 orang pemegang tiket Fast Track baru gw bisa masuk. Nah nunggulah gw di deket gate, ada dua orang penggemar Moz lainnya yang juga ternyata pemegang tiket Fast Track dan beli di acara yang di JK7 Bar itu juga. Lalu ngobrol-ngobrolah kami.

Gw liat antrian penoton sudah makin mengular memanjang ke belakang, sebentar lagi sudah jam 18.30 nih, jadwalnya open gate. Gw berpikir dan bertanya kepada dua orang teman baru gw itu, "ini kita nungguin sampe 30 orang dulu baru boleh masuk? lalu kalo jam 18.30 belom ada 30 orang, lalu orang-orang yang ngantri ini udah boleh masuk duluan, lalu apa untungnya kita sebagai pemegang tiket Fast Track?!", ujar gw kepada mereka. Mereka pun sadar, 'oh iya ya.. nah itu tuh.. gak jelas nih.." kata mereka. Iya kan, nungguin 30 orang pemegang tiket Fast Track mau sampe kapan, ada yang masih di jalan mungkin dan belum sampai ke venue. Lalu kalo jam 18.30 gate masih belum dibuka, bisa ngamuk ini ribuan orang yang udah pada ngantri panjang begini. Agak kesel juga sih gw dan temen-temen baru gw itu. Namun beberapa saat kemudian, terdengar suara dari walkie talkie salah satu petugas, bahwa kami tiga orang ini diperbolehkan masuk duluan. Nah dari tadi kek.. bingung kan lo, mau nungguin 30 orang pemegang tiket Fast Track apa masukin penonton yang ngantri duluan. Kenapa gak dari tadi aje masukin kami ahelah.
Jadi masuklah kami bertiga. Melewati security check seperti pada konser-konser umumnya. Parfum gw sempet akan disita oleh petugas yang meriksa gw. Gw sih udah pasrah kalo parfum gw mereka ambil. Tapi salah satu petugas lainnya akhinya bilang gpp deh bawa aja parfum gw. Belakangan gw baca di grup Facebook Morrissey Fans Indo ada seorang penonton cewek yang baru aja siang tadi beli parfum dan parfumnya diambil aja gitu loh, gak dibalikin pas akhir konser. Cewek itu menyampaikan unek-uneknya kepada promotor di grup FB itu, kenapa parfumnya diambil. Intinya dia gak rela parfumnya diambil. Sampe disumpahin itu orang yang ngambil parfumnya. Itu baru satu diantara banyak unek-unek dari para penonton yang kecewa kepada promotor. Nanti gw ceritain lebih lanjut.
Akhirnya, gw sudah di dalam venue. Masih sepii.. Gw bisa jalan-jalan dulu ngeliat booth-booth yang ada. Namun sayangnya gak gw temuin satu pun booth makanan dan minuman yang ada. Padahal rencananya gw mau isi perut dulu sebelum konser dimulai. Di rundown konser dimulai jam 8. Gw masuk masih jam 6 lewat. Konser selesai bisa jam 10an. Gw gak mau nyanyi nyanyi joget joget dalam keadaan perut kosong. Tapi apa mau dikata, tak ada satupun booth penjual makanan ada di situ, hiks hiks.. Ntahlah, mungkin ini salah satu permintaan dari Morrissey. Ah tapi gak juga ah, waktu konser tahun 2012 lalu di Tennis Indoor Senayan banyak kok booth penjual makanan dam minuman non daging (seperti kita tahu, Morrissey adalah seorang Animal Activist, dia menentang daging hewan dijadikan makanan). Nah berkaca dari konser tahun 2012 lalu, itu buktinya boleh ada penjual makanan. Gak apa-apa yang dijual adalah makanan vegetarian, yang penting kami bisa makan. Nah gak tau deh sekarang ini apa pertimbangannya kok gak ada booth penjual makanan dan minuman.
Lalu gw dan teman-teman baru gw tadi saling bergantian minta tolong difotoin di photo booth yang disediakan promotor. Mumpung masih sepi. Ntar kalo udah rame udah susah lagi foto-foto, pikir kami. Akhirnya setelah beberapa saat bernarsis-narsisan, kami pun berpisah. Mereka masuk ke pintu masuk VIP (karena mereka beli tiket yang VIP), dan gw sebagai pemegang tiket Reguler masuk ke pintu masuk Reguler. Akhirnya masuklah gw ke area penonton Reguler. Masih sepii.. Gw langsung ambil posisi di pojok depan barikade/pagar pembatas antara kelas Reguler dan VIP. dari jauh gw liat beberapa orang Guest List yang sore tadi sudah masuk duluan ada di depan panggung kelas VIP. Di kelas Reguler sepertinya baru gw doang yang masuk. Gw pun mengabadikan momen tersebut dengan mengambil video suasana venue saat itu, lalu gw posting di akun Twitter gw.

bersama Moz di photobooth

Panggung masih terlihat gelap. Terdengar lagu seriosa dari ntah siapa yang menyanyikan sedang diputar sebagai pengiring momen menunggu dimulainya konser. Cukup lama gw berdiri sendiri di situ, menikmati momen-momen hening ini sebelum That Charming Man naik ke panggung. Tak berapa lama kemudian, satu persatu penonton mulai ramai berdatangan masuk, sampai akhirnya di kelas Reguler gw lihat ke belakang sudah penuh oleh lautan manusia. Bagaimana di kelas VIP? Masih terlihat kosong! Jujur sedih gw ngeliatnya. Gw membayangkan gimana perasaan Moz saat melihat kelas VIP yang melompong begitu. Beberapa tahun lalu setelah konser pertamanya di Jakarta, di situs resmi Moz yang dikelola penggemar-penggemar kepercayaannya, www.true-to-you.net, dalam satu sesi wawancara Moz ditanyakan sampai saat ini dimanakah konser dengan penonton yang sangat berkesan untuk dia. Moz menjawab, Jakarta. Kata Moz, semua orang mengira bahwa New York-lah audience yang paling berkesan untuknya. Itu salah, ujar Moz. Jakarta mendapat tempat terbaik di hati seorang Morrissey, dan dia sangat mendambakan kapan bisa kembali lagi ke Jakarta. Setelah di konser kedua ini, apakah Jakarta masih mendapat tempat terbaik di hatinya?. Kita lihat saja nanti.

venue terlihat menarik dikelilingi gedung-gedung perkantoran Jl. Sudirman
Harusnya promotor jangan membatasi kembali pagar di kelas VIP dan Reguler. Maksud gw, it's ok lah kalo antara penonton Reguler dan VIP dibatasi oleh barikade. Tapi di masing-masing kelas tersebut tidak usah dipisah lagi menjadi dua bagian. Akibatnya jadi telihat melompong. Harusnya promotor mencontoh saat konser Weezer di Lapangan D Senayan tahun 2013 lalu. Antara penonton VIP dan Reguler memang dibatasi, namun kami tidak dipecah dua lagi si masing-masing kelas tersebut. Jadi konser Weezer itu sendiri terlihat sangaat ramai oleh penonton, tidak ada satu celahpun yang kosong. Itulah menurut gw kesalahan promotor Moz tahun ini. Mereka tidak bisa memprediksi. Gw udah duga dengan tiket VIP seharga 1,5 juta pasti tidak akan banyak orang yang membeli tiket VIP tersebut. Tapi hal itu bisa disiasati dengan 'menumpuk' para penonton menjadi satu kesatuan. Jarak dari penonton ke panggung pun jadi sangat jauh. Beda pada tahun 2012 lalu, di mana kami seakan tak ada jarak dengan Moz. Para penggemar Moz pun tau bahwa Moz sebenarnya senang kalau ada Moz-Hugger yang naik ke atas panggung. Terbukti jarak yang dekat antara penonton dengan Moz di tahun 2012 lalu membuat 3 orang penonton berhasil naik ke panggung dan memeluk Moz. Itulah salah satu yang membuat konser tahun 2012 lalu terasa sangat menyenangkan. Lalu bagaimana dengan tahun ini. Adakah Moz-Hugger yang bisa naik ke atas panggung? Sama sekali tidak ada.
Well, kembali ke situasi di venue. Seperti tahun 2012 lalu sembari menunggu konser dimulai, penonton disuguhi beberapa video klip dan cuplikan-cuplikan adegan dari beberapa film. Tercatat ada pemutaran video klip dari Ramones, Sex Pistols, Alice Cooper dan beberapa lainnya. Ntah kenapa, menurut gw video-video yang ditampilkan pada sesi ini masih lebih menarik yang ditampilkan pada tahun 2012 lalu dan gw lebih bisa menikmatinya. Ntah apakah hanya gw yang merasakan hal ini.
Nah setelah kami disuguhi video-video tersebut, inilah saat yang ditunggu-tunggu. Morrissey bersama band pengiringnya naik ke atas panggung. Penonton pun bersorak. Suedehead, Alma Matters dan Everyday is Like Sunday menjadi tiga lagu pertama yang dibawakan dan menurut gw itu pembuka konser yang sangat menyenangkan. Koor massal tak terelakkan, apalagi saat Alma Matters dibawakan. Morrissey pun sempat berujar "very nice" saat mendengar penonton bernyanyi bersama. Selanjutnya lagu-lagu yang sudah gw perkirakan akan dibawakan saat mendengar check sound sore tadi seperti Ouija Board dan Let Me Kiss You benar ternyata dibawakan juga. Sebelum memulai lagu World Peace is None Of Your Business, Moz sempat bertanya kepada penonton, "Do you like Donald Trump?". Kontan serentak pennton berteriak "Noo...". Moz pun berujar, "oh why.. i thought because world peace is none of your business.."

crowd yang antusias menyaksikan Moz tampil

Morrissey juga seorang penggemar The Ramones, khususnya sang gitaris Johnny Ramone. Mungkin itulah mengapa Moz pada turnya setahun belakangan ini kerap membawakan lagu Judy is a Punk milik The Ramones. Tak terkecuali saat di Jakarta kemarin, dan gw yang juga seorang penggemar Ramones pun sumringah saat lagu tersebut dibawakan oleh Moz. Salah satu lagu yang juga mampu membuat koor massal penonton yaitu First of The Gang to Die tak ketinggalan pula dibawakan secara semi akustik, terlihat dari Boz Boorer, sang gitaris yang sudah menemani Moz sejak awal karier solonya memainkan lagu itu menggunakan gitar akustik. Padahal menurut gw lagu tersebut terasa feelnya kalau dimainkan dengan distorsi gitar seperti di album. Ya but it's ok lah. Buktinya kami tetap ber-sing along kok. Namun ada hal yang mengganjal hati gw. Sering di pergantian beberapa lagu saat jeda, suasana terdengar senyap. Tidak ada gemuruh penonton yang berteriak-teriak atau membuat suasana gaduh lainnya. Sepi, adem ayem. Hanya sesekali ada penonton yang berteriak "Morrissey I love you.." dan dijawab oleh Moz dengan "I love you too.." dengan suara seeprti anak kecil. Atau sempat juga di kelas Reguler sebelah gw, ada beberapa penonton yang nge-chant "We love Morrissey, we do.. We love Morrissey, we do.. We love Morrissey, we do.. ooh Morrissey we love you.." dengan tunes seperti chant Manchester United (setiap penggemar United pasti tau gimana chant tersebut). Gw pun yang mendengar chant tersebut langsung ikut menyanyikan. Tapi ya hanya sebatas itu aja. Ntah itu terdengar oleh Moz atau tidak. Gw hanya mau membuat suasana lebih ramai. Lagi-lagi penyebabnya menurut gw adalah masalah pengaturan barikade penonton yang jauh dari Moz!. Oh we're sorry Moz.. andai kami bisa membuat suasana lebih meriah lagi.. 

Moz melempar kemejanya ke arah penonton setelah lagu Let Me Kiss You


Visual saat lagu World Peace is None of Your Business (?)

visual saat lagu Jack The Ripper (?)

visual saat lagu How soon is Now?
Namun ada hal yang menarik pada konser Moz tahun ini, yaitu visual yang terpampang pada setiap lagu dimainkan. Menurut gw visual yang ditampilan jauh lebih menarik dibandingkan tahun 2012 lalu. Baik itu gambar maupun video yang ditampilkan. Pada lagu Ganglord misalnya, visual yang ditampilkan adalah video tentang kekerasan yang dilakukan aparat keplisian pada penduduk sipil di berbagai momen. Pada lagu Jack The Ripper (kalo gak salah) visual yang ditampilkan adalah gambar foto pangeran William dan istrinya Kate Middleton dengan tulisan United King-Dumb memakai font bendera Union Jack. Lalu di lagu Meat is Murder visual yang ditampilkan adalah video tentang pembunuhan massal hewan-hewan di seluruh dunia. Di akhir video terpampang tulisan dengan bahasa Indonesia, "Apa alasanmu sekarang? Daging adalah pembunuhan." Lalu Moz pun bergegas ke balik panggung meninggalkan band pengiringnya menyelesaikan lagu Meat is Murder. Lalu setelah lagu selesai para band pengiringnya pun juga pergi meninggalkan panggung.

visual saat lagu Meat is Murder
Kami berharap akan ada encore. Tidak menyangka juga sih Meat is Murder akan dijadikan lagu terakhir sebelum encore. Namun, encore yang ditunggu-tunggu tak kunjung tiba.. Kami menunggu dengan perasaan gelisah selama sekitar 15 menit. Teriakan "We want more.. We want more.." berkumandang beberapa kali. Namun akhirnya yang muncul adalah crew yang membereskan gear band pengiring Moz. Lampu dinyalakan. Satu persatu alat musik dibereskan. Tinggal kami yang diam seakan tak percaya bahwa konser benar-benar telah usai. Tak ada salam perpisahan dari Morrissey. Sedih.. Kentang.. Namun kami harus menerima kenyataan pahit ini.
Ntah apa yang menjadi alasan Morrissey untuk menyelesaikan konser tanpa berpamitan pada kami. Gw melihat keesokan harinya di FB Morrissey Fan Club Indo, ada yang memposting setlist Moz malam itu yang didapat oleh Arian13 (vokalis Seringai). Di situ terlihat bahwa masih ada satu lagu lagi yang seharusnya dibawakan sebagai encore, yaitu What She Said milik The Smiths. Ntah kenapa lagu tersebut tidak jadi dibawakan. Apakah Morrissey sedih karena antusias crowd Jakarta tidak seperti tahun 2012 lalu? Atau seperti gosip yang beredar, apakah karena Morrissey melihat ada beberapa penonton yang merokok di dalam venue padahal harusnya rokok dilarang masuk ke dalam? Atau Morrissey sudah tidak kuat lagi melanjutkan konsernya karena sakit? Memang, gw lupa di lagu apa, Morrissey sempat berkata kepada penonton bahwa dia butuh inhaler. Lalu dia sempat terlihat jongkok menghirup udara dari inhaler tersebut. Dari posisi gw gak terlihat jelas sih dia saat kejadian itu, tapi dari yang gw baca di grup FB Moz Fans Indo memang benar bahwa Moz terlihat sedang 'mengambil napas'. Tapi vokal Moz malam itu terdengar sangat prima. Tak terdengar seperti orang yang sedang terkena kanker (ya, Moz divonis menderita kanker beberapa tahun lalu, dan dia sedang berjuang untuk melawan penyakitnya tersebut). Namun mungkin memang benar Moz saat itu sudah tidak kuat lagi melanjutkan konsernya. Karena seharusnya setelah Jakarta pada tanggal 12 Oktober, harusnya Moz bermain di Singapura pada tanggal 15 Oktober, namun show di Singapur diundur menjadi tanggal 17 Oktober karena alasan kesehatan Moz. Tersiar kabar pula bahwa Moz sempat dirawat di Jakarta beberapa hari untuk memulihkan kondisinya agar bisa tampil prima di Singapura.
Well, apapun itu penyebab Moz menyelesaikan konser tanpa pamit dan tanpa encore, gw pribadi menikmati konser tersebut. Dari segi setlist, lagu-lagu yang dibawakan jauh lebih menarik dibanding tahun 2012 lalu. Namun tak bisa dipungkiri, dari segi crowd dan venue masih jauh lebih menarik konser pada tahun 2012 lalu. Terlepas dari beberapa 'kesalahan' pihak promotor, gw mengucapkan terima kasih mereka sudah mau membawa Morrissey kembali ke Jakarta. Semoga Morrissey bisa kembali lagi ke Jakarta-Gw sebenernya berharap saat di Jakarta kemarin bisa berjumpa Moz dan meminta tanda tangan dia di buku biografinya yang gw miliki dan berfoto bersama, maybe someday, when he's back again-dan reuni bersama The Smiths! aha.. Semoga Morrissey bisa terus menghasilkan karya-karya yang bagus, dan terus fight melawan kankernya. Tetaplah menginspirasi kami, Moz. We're always adore you.

setlist Moz Jkt (courtesy of Arian13)










Tuesday, September 27, 2016

Save Lagu Anak - Sebuah Gerakan Menyelamatkan Lagu-Lagu Anak


Joshua "Jojo" Suherman, Dea Ananda, Tina Toon dan Natasha Chairani saat sesi talkshow Save Lagu Anak di HelloFest
Salah satu hal yang menarik perhatian saya untuk datang ke HelloMotion Festival / HelloFest 2016 di JCC Senayan adalah adanya talkshow tentang gerakan Save Lagu Anak pada hari kedua pagelaran HelloFest 2016 yang jatuh pada hari Minggu, 25 September 2016 yang lalu. Menurut jadwal, Save Lagu Anak akan tampil pada jam 17.30. Saya sendiri sudah stand by di venue sejak jam 15.00, sambil melihat pertunjukan dan talkshow yang lainnya.

Kenapa gerakan Save Lagu Anak ini menarik perhatian saya? Karena saya melihat gerakan inilah yang saat ini secara nyata mampu menyuarakan kegelisahan saya, dan juga mungkin kita semua, yang prihatin akan fenomena anak-anak menyanyikan lagu-lagu dengan tema dewasa, lagu-lagu yang harusnya bukan untuk dikonsumsi oleh mereka.

Di sesi talkshow Save Lagu Anak kali ini, hadir empat orang dari delapan orang Project Manager Save Lagu Anak, yaitu Joshua "Jojo" Suherman, Dea Ananda, Tina Toon dan Natasha Chairani. Empat orang lagi yang berhalangan hadir adalah Leony Vitria Hartanti, Tasya Kamila, Enno Lerian, yang semuanya kita kenal adalah para artis cilik era 90-an, dan satu lagi adalah mbak Ria Enes yang kita kenal dengan boneka Suzan-nya.

Joshua Suherman, Dea Ananda, Tina Toon dan Natasha Chairani sesaat sebelum perform membawakan lagu-lagu anak
Talkshow diawali dengan penjelasan dari Joshua, Dea, Tina dan Natasha tentang bagaimana pada awal mulanya mereka bertemu dan akhirnya saling setuju untuk membuat gerakan Save Lagu Anak ini. Pada mulanya mereka saling berkumpul untuk buka puasa bersama, lalu dari obrolan mereka tercetuslah ide untuk reuni sesama artis cilik dan sekaligus memulai gerakan yang didorong oleh rasa prihatin mereka dengan lagu anak jaman sekarang. Lalu pemicu yang paling membuat mereka semakin yakin untuk memulai misi ini adalah saat beberapa waktu lalu booming sebuah lagu dewasa yang dinyanyikan oleh seorang anak-anak, yang judulnya ada "Lelaki Lelaki"nya gitu deh.. Yaudah saya sebut saja, lagu "Lelaki Kardus" yang dinyanyikan oleh Nova Rizqi. Sebuah lagu yang memang menurut saya, tidak pantas dinyanyikan oleh anak sekecil Nova. Ibarat kata, kalau saat ini saya mempunyai anak kecil atau adik kecil yang saya ketahui sedang menyanyikan lagu itu, tentu saya akan sedih dan marah. Marah kepada kepada mereka yang mengatur sedemikian rupa sehingga lagu itu dinyanyikan oleh anak kecil!

Oke, kembali ke sesi talkshow tadi. Setelah penjelasan dari Joshua dan kawan-kawan, kami pengunjung HelloFest disuguhi tayangan video klip lagu Save Lagu Anak. Ada sekitar 16 artis cilik 90-an yang ikutan take vokal di lagu ini. Lagunya sendiri diciptakan oleh maestro pencipta lagu anak-anak yaitu Papa T Bob, yang juga mengaransemen lagu tersebut bersama Ariel Nidji (suami dari Dea Ananda). Video Klipnya disutradarai oleh Leony VH. Kita dapat menyaksikan video klipnya di link berikut ini : www.youtube.com/savelaguanak

Setelah penayangan video klip tadi, Joshua dan kawan-kawan menyanyikan lagu-lagu anak seperti Menanam Jagung, Aku Seorang Kapiten, dan Naik Delman sambil mengajak penonton bernyanyi bersama. Dea Ananda sempat beberapa kali turun ke panggung dan menyodorkan mic nya kepada penonton, termasuk saya yang kebetulan duduk di deretan paling depan turut disodori mic oleh Dea sambil menyanyikan lagu Naik Delman, "tuk tik tak tik tuk suara sepatu kuda.." :)


Joshua Suherman, Dea Ananda, Tina Toon dan Natasha Chairani saat tampil membawakan lagu-lagu anak
Setelah performa mereka tadi, maka berakhir pula sesi talkshow Save Lagu Anak ini. Salut untuk mereka yang walau sekarang bukan artis cilik lagi dan dengan kesibukan mereka masing-masing, masih mau meluangkan waktunya dengan ikhlas melakukan sesuatu untuk anak-anak Indonesia. Semoga niat tulus mereka bisa memberi dampak yang positif terhadap lagu anak Indonesia. Semoga makin banyak pencipta lagu yang membuat lagu-lagu khusus untuk anak-anak. Semoga stasiun tv juga kembali ada program yang khusus menayangkan video-video klip lagu anak-anak pada sore hari seperti tahun 90-an dulu. Untuk itu, tugas kita adalah mendukung gerakan Save Lagu Anak karena ini adalah kegelisahan kita semua. Anak-anak adalah masa depan bangsa. Jangan biarkan anak-anak dewasa sebelum waktunya. Sukses terus #SaveLaguAnak !

Twitter : @savelaguanak
Instagram : @selamatkanlaguanak

Saya dan Dea Ananda selfie setelah talkshow Save Lagu Anak. Tapi ngeblur hasilnya :( Kapan-kapan minta foto bareng lagi ah hehe..


Monday, September 26, 2016

Perayaan HUT IPPAT Di Kota Serang


Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) yang ke-29, Pengda IPPAT Kota dan Kabupaten Serang pada hari Sabtu, tanggal 24 Mei 2016, melakukan serangkaian kegiatan yang diadakan di Alun-Alun Kota Serang.

Acara dimulai sejak pukul 7 pagi, diawali dengan melakukan senam pagi bersama yang diikuti Panitia dan ratusan warga Kota Serang. Senam pagi yg dipandu team instruktur dari Celebrity Fitness ini mampu membuat semangat para peserta senam, apalagi dengan iringan musik lagu-lagu dangdut kekinian. 

Panitia HUT IPPAT bergabung bersama masyarakat Serang memenuhi Alun-Alun melakukan senam pagi bersama
Masyarakat antusias mengikuti gerakan senam dari instruktur
Panitia tak kalah hebohnya mengikuti gerakan senam dari instruktur
Para instruktur senam dari Celebrity Fitness dengan penuh semangat membimbing peserta
Panitia berfoto bersama team instruktur dari Celebrity Fitness
Setelah senam pagi usai, para Panitia yang terdiri dari Notaris & PPAT Kota dan Kabupaten Serang berkumpul di atas panggung untuk acara tiup lilin, potong kue dan pelepasan balon-balon dengan banner IPPAT ke udara dengan harapan IPPAT bisa lebih membumbung tinggi.

Panitia berpose di panggung sebelum tiup lilin dan pelepasan balon
Proses tiup lilin oleh para panitia
Pelepasan balon ke udara

Terbanglah yang tinggi wahai balon-balon
Selanjutnya masuk ke acara pamungkas, yaitu donor darah. Kegiatan yang bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) ini diikuti juga secara antusias oleh beberapa panitia dan warga Serang. Hal yang menarik adalah selain berdonor darah, para peserta donor berkesempatan mendapat hadiah doorprize yang disiapkan oleh Panitia, antara lain rice cooker, kompor gas, smartphone, sepeda, dan hadiah utama televisi 22 inch. MC yang bertugas sejak pagi, yaitu Allay Error, memandu proses pengundian doorprize tersebut.

MC Allay Error memandu proses pengundian doorprize
Masyarakat sedang mengantri untuk mendonorkan darahnya
Proses donor darah di dalam bus PMI
Ketua Pengda IPPAT Kabupaten Serang, Ellies Daini, turut serta mendonorkan darahnya
Panitia berfoto bersama para pemenang doorprize dengan hadiah utama sepeda dan TV 22 inch
Akhirnya menjelang tengah hari rangkaian acara selesai, diakhiri dengan foto bersama para panitia. Diharapkan dengan adanya acara perayaan ulang tahun yang terbilang sukses ini, ke depannya PPAT Serang bisa lebih bersinergi dan membantu masyarakat Serang pada khususnya.

Selamat ulang tahun IPPAT. Jaya selalu.

Saya (memegang tongsis) saat selfie bersama rekan-rekan panitia
Selamat dan sukses untuk panitia. Sampai jumpa di kegiatan Pengda IPPAT Serang yang akan datang

Tuesday, September 20, 2016

Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Terbaru dan Penerapannya Dalam Aplikasi AHU Online



Pada hari Selasa, tanggal 20 September 2016, bertempat di Gedung Ex-Sentra Mulia Lantai 18, diselenggarakan Sosialisasi dari Kementerian Hukum Dan HAM RI tentang AHU Online. Acara yang bertajuk "Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Terbaru Terkait Kemudahan Berusaha di Indonesia dan Penerapan Dalam Aplikasi AHU Online" ini dihadiri oleh sekitar 150 Notaris yang berasal dari wilayah kerja Jakarta dan sekitarnya.

Acara dimulai tepat jam 8.30 WIB, dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Kata Sambutan dari pihak penyelenggara, dan pembacaan doa. Ketua Umum PP INI, Ibu Yualita Widyadhari, S.H., M.Kn., yang turut hadir pada acara tersebut juga didaulat memberikan sambutan selayang pandang mengenai pentingnya sosialisasi ini bagi para Notaris dalam menjalankan jabatannya.

Selanjutnya masuk ke acara inti dimana para narasumber yaitu para staf dari Sub Direktorat Badan Hukum, Sub Direktorat Fidusia, dan Bagian Keuangan Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum Dan HAM RI mulai memaparkan tentang peraturan perundang-undangan terbaru dan bagaimana penerapannya dalam sistem AHU Online. Peraturan-peraturan perundang-undangan yang patut menjadi perhatian diantaranya adalah PP 38/2009, PP 45/2014, PP 10/2015, Perubahan Kedua PP No. 45/2014, PP 29/2016, dan Permenkumham No. 1 Tahun 2016. Hal-hal yang perlu dicatat dari pemaparan para narasumber antara lain perubahan tarif PNBP pemesanan nama PT yang semula 200 ribu Rupiah turun menjadi 100 ribu Rupiah, lalu PNBP Pengesahan Pendirian PT yang semula adalah 1 juta Rupiah untuk semua PT, sekarang dibedakan menurut klasifikasi Modal Dasar PT tersebut. Untuk PT dengan Modal Dasar sampai dengan 25 juta Rupiah PNBP nya adalah sebesar 200 ribu Rupiah, PT dengan Modal Dasar 25 juta Rupiah sampai dengan 1 milyar Rupiah PNBP nya adalah sebesar 500 ribu Rupiah, dan PT dengan Modal Dasar di atas 1 milyar Rupiah PNBP nya adalah sebesar 1 juta Rupiah. Untuk Voucher Pesan Nama PT dan Voucher Pengesahan Pendirian PT sekarang bisa digabung. Nanti akan ada pilihannya di web AHU Online pada saat Notaris hendak mengakses voucher-voucher tersebut. Namun jika Notaris ingin memesan voucher terpisah pun pilihan tersebut masih akan tetap ada. Untuk pembayaran PNBP jika selama ini hanya bisa melalui Bank BNI, sekarang para Notaris sudah bisa menyetor lewat Bank BJB. Rencananya nanti Bank tempat menyetor PNBP akan ditambah yaitu bisa melalui Bank-Bank BUMN lainnya.

Para narasumber sedang memberi penjelasan tentang materi sosialisasi

Hal lain yang harus diperhatikan adalah mengenai upload Bukti Setor Modal PT. Dalam jangka waktu 60 hari setelah tanggal akta, bukti setor modal harus segera diupload oleh Notaris yang membuat Akta Pendirian PT tersebut. Jika tidak, maka konsekuensi ada pada PT tersebut jika tidak menyerahkan bukti setor modal kepada Notaris, yaitu PT tersebut nantinya jika akan melakukan perubahan anggaran dasar, maka akses di AHU Online tidak akan bisa memproses perubahan anggaran dasar PT tersebut. Adapun yang dapat dikategorikan sebagai bukti setor modal perseroan menurut Pasal 1 ayat 4 huruf c Permenkumham Nomor 1 Tahun 2016 adalah fotocopy slip setoran, fotocopy surat keterangan bank atas nama perseroan, rekening bersama atas nama para pendiri, atau asli surat pernyataan telah menyetor modal yang ditandatangani oleh semua direksi, dewan komisaris, dan para pendiri. Lalu bagaimana jika dalam waktu 60 hari sejak tanggal akta pendirian PT tersebut tidak menyerahkan bukti setor modal untuk diupload? Lalu apakah bisa Notaris lain, dalam hal ini Notaris yang akan membuat akta perubahan anggaran dasar PT tersebut, mengupload bukti setor modal PT yang bersangkutan? Bisa. Jadi bukti setor modal bisa diupload oleh Notaris lain yang bukan Notaris pembuat akta pendirian PT tersebut walau jangka waktunya sudah lebih dari 60 hari sejak tanggal akta pendirian PT.

Mengenai fidusia, hal yang harus diperhatikan adalah fidusia bisa diakses oleh pihak lembaga perbankan sehingga bisa didaftarkan sendiri, jadi bisa tidak harus melalui Notaris. Nantinya akan ada peraturan terbaru mengenai perubahan tarif PNBP Fidusia juga mengenai tarif PNBP badan hukum.
Ketika ditanya kapan kira-kira mulai diterapkan hal-hal tersebut di atas pada aplikasi AHU Online, narasumber menjawab bahwa kurang lebih 10 hari sejak sosialisasi ini mulai akan diterapkan. Semoga perubahan terbaru ini bisa mempermudah semua pihak baik para Notaris maupun para pebisnis yang hendak mendirikan PT dalam rangka mendukung kemudahan berusaha di Indonesia.

*Untuk materi sosialisasi bisa didownload di web AHU : www.ahu.go.id
atau bisa cantumkan email di kolom komentar di bawah ini, nanti akan saya email materinya.


Tuesday, September 6, 2016

Selamat Datang Kembali, Timnas!

Irfan Bachdim, Boaz Salossa dan Andik Vermansyah saat merayakan gol Bachdim

Holaa.. Sebelum gw memulai, ada baiknya gw memberitahukan bahwa....ini tulisan pertama gw di Blog ini, haha.. Akhirnya.. 

Tulisan ini gw buat secara spontan, beberapa menit setelah berakhirnya pertandingan persahabatan antara Timnas Indonesia vs Malaysia di Stadion Manahan, Solo, dimana Timnas kita melumat tim tamu dengan skor telak 3-0.

Apa sih yg membuat gw tergelitik untuk menulis tentang pertandingan ini? Jadi gini, sore tadi gw membuka akun twitter gw (yang ternyata udah lama juga gw gak buka dan nge-tweet), dengan niat mau komplain ke akun FirstMedia (FM) bahwa koneksi internet gw modyar dari siang sampe sore tadi, padahal gw lagi butuh koneksi itu buat kerjaan gw. 

Setelah nge-tweet ke akun FM, gw pun iseng cek timeline. Gw baca di beberapa akun sepakbola yg gw follow, diantaranya @infosuporter dan @PanditFootball, bahwa akan ada pertandingan Timnas malam ini.

Wait, Timnas? Ya, Tim Nasional kita akan bermain kembali malam ini! Gw agak sedikit excited tadi, karena udah lama juga gw gak nonton pertandingan Timnas kita sejak di-banned oleh FIFA kurang lebih setahun karena ketidakbecusan kepengurusan PSSI kita. Untuk lebih detailnya kenapa Timnas kita di-banned (tidak boleh mengikuti pertandingan-pertandingan resmi Internasional yang diadakan FIFA), silahkan googling sendiri. Gw gak mau ngomongin masalah PSSI di sini, tidak untuk saat ini, karena hanya akan bikin gw emosi aja.

Balik ke rasa excited gw tadi. Gw ekspresikan dengan beberapa kali gw nge-tweet tentang pertandingan nanti. Tak ketinggalan disertai hashtag #TimnasDay dan #RinduTimnas yg sempat menjadi Trending Topic tadi. Jujur tadinya gw gak tau dalam rangka apa Timnas kita bertanding. Apakah sedang ikut turnamen atau kejuaraan apa. Kalo iya pesertanya siapa aja. Gw sama sekali gak tau karena gw gak ikutin perkembangan Timnas akhir-akhir ini. Hal itu pula yang gw tanyakan di salah satu tweet gw tadi. Hingga akhirnya ada yg nge-reply tweet gw, bahwa pertandingan malam ini adalah pertandingan persahabatan. Oh okey.. I get it now..

Apapun itu, walaupun hanya pertandingan persahabatan, gak mengurangi semangat gw untuk menyaksikan pertandingan tadi di layar kaca, yang ditayangkan oleh stasiun televisi swasta tertua negeri ini. Semangat menonton karena inilah pertandingan pertama kita setelah dilarang tampil dalam kancah Internasional. Lalu penasaran juga siapa aja sih sekarang pemain-pemain Timnas kita yang dipanggil masuk dalam skuad. Juga karena lawan yang dihadapi adalah Malaysia, musuh bebuyutan kita.

Akhirnya, tepat jam 9 malam, gw udah siap di depan televisi. Kick off babak pertama pun mulai. Wah.. Gw liat susunan pemainnya, beberapa pemain favorit gw masuk di Timnas. Ada Boaz Salossa, Irfan Bachdim, Evan Dimas dan Andik Vermansyah. Not bad gw pikir. Untuk pemain-pemain lainnya terus terang gw kurang familiar, but overall mereka bermain okelah tadi.

Stadion Manahan, Solo, terlihat penuh. Pertandingan babak pertama berlangsung dengan tempo tinggi. Para pemain kita bermain dengan penuh semangat, seakan melepaskan hasrat mereka membela Timnas setelah setahun ini dilarang tampil. Dalam hitungan menit, Boaz Salossa yang juga menjadi Kapten malam ini menjebol gawang Malaysia. Disusul oleh Irfan Bachdim beberapa menit kemudian gantian menjebol gawang Malaysia. Boaz kembali menceploskan bola ke gawang Malaysia untuk kedua kalinya malam ini hasil assist dari Irfan Bachdim. Dalam 22 menit babak pertama kita sudah unggul 3-0. Very very nice, pikir gw. Setelah itu pertahanan Malaysia agak lebih rapat sehingga kita tidak bisa menambah gol lagi hingga babak pertama usai.

Di babak kedua, walau masih terbilang bermain cukup bagus, namun tempo pertandingan agak lebih lambat dibandingkan babak pertama tadi. Sempat sih kita menciptakan beberapa peluang, namun gak ada yang berpotensi membahayakan gawang lawan. Terbukti kita tidak bisa menambah gol lagi hingga babak kedua selesai. Faktor stamina nampaknya ikut berpengaruh juga. Faktor yang, menurut gw, menjadi salah satu faktor yang membuat Timnas kita tidak bisa bicara lebih banyak di beberapa turnamen/kejuaraan yang kita pernah ikuti. Hal inilah yang tampaknya harus dibenahi oleh pelatih Timnas kita saat ini, Alfred Riedl.

Namun tetap, hasil 3-0 adalah hasil yang sangat memuaskan dahaga kami para suporter Timnas. Malaysia sendiri tidak tampil baik malam ini, tidak seperti beberapa tahun lalu di mana mereka saat itu sedang jago-jagonya. Tapi terlepas dari hal itu, permainan kita cukuplah bagus dan menjanjikan. Tinggal membenahi beberapa hal saja. Semoga ke depannya tim kita akan semakin solid lagi. For now, untuk sebuah tim yang baru saja tampil pertama kalinya sejak dikenai sanksi, mereka patut diacungi jempol.

Gw juga baru tau tadi infonya, bahwa akhir tahun ini Piala AFF (yang pesertanya adalah negara-negara di Asia Tenggara) akan berlangsung di Filipina dan Myanmar. Konon, skuad Timnas yang tadi bertanding adalah yang disiapkan untuk mengikuti turnamen tersebut. Ah can't wait untuk kembali menyaksikan Timnas kita berlaga kembali di Piala AFF. Harapan gw sepertinya sama seperti harapan kita semua, semoga tahun ini kita bisa menjadi juara dan membawa pulang Piala AFF.
Watch out, rivals. We're back!

Bravo Tim Nasional Indonesia! Bravo Garuda!

Thursday, September 1, 2016

Contact

Untuk berkomunikasi dengan saya berkaitan dengan profesi Notaris/PPAT, penawaran kerjasama, undangan event, interview, liputan konser/gigs, resensi buku/film, atau apapun itu, bisa kontak saya melalui media-media di bawah ini :

Email :
dannynotary@gmail.com / dannywahyusetiawan@gmail.com

Social Media :
LinkedIn : Danny Wahyu Setiawan
Facebook : Danny Wahyu Setiawan
Twitter : @dannywahyu
Instagram : @dannywahyu_

About Me


Hai.. Selamat datang di Blog saya..

Akhirnya setelah sekian lama saya ingin membuat sebuah blog/website pribadi, baru pada bulan September 2016 hal tersebut dapat terwujudkan, hehe.. Terima kasih untuk isteri tercinta saya, Irvina Lioni (seorang blogger yang sudah lama berkecimpung di dunia perblogan, pendiri komunitas blogger Kancut Keblenger sejak 2010 yang anggotanya kini sudah ribuan), yang sudah membantu dan menyemangati saya untuk membuat blog ini.. Thank you Yangski.. (cek blog isteri saya di www.irvinalioni.com)


Saya, Danny Wahyu Setiawan, atau biasa dipanggil Danny. Saat ini saya menjalani profesi sebagai seorang Notaris & Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) di Kabupaten Serang, Banten. Saya mendapatkan gelar Magister Kenotariatan dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia setelah sebelumnya mendapatkan gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Trisakti. Saat ini saya juga tercatat dalam jajaran Pokja (Kelompok Kerja) Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia (PP-INI) - Bidang Komunikasi Publik dan Kegiatan.


Saya lahir, tumbuh dan menghabiskan sebagian besar kehidupan saya di Ibukota Jakarta. Kota dengan berbagai macam problematika dan karakter penduduknya yang beraneka ragam. Namun apapun kondisi Jakarta, saya akan selalu mencintai kota ini. Sebagai seseorang yang tumbuh di era 90-an, saya sangat menggemari segala hal yang terjadi pada era tersebut. Bisa dikatakan, era tersebut yang membentuk karakter saya seperti sekarang ini, termasuk hobi dan kegemaran saya pada musik dan sepakbola.


Tentang musik, pada dasarnya saya menyukai segala jenis genre musik. Namun pengaruh terkuat tentu saja ada pada musik Rock, Punk, Metal, Grunge, Britpop, dsb. Beberapa band favorit saya adalah Guns N' Roses, Ramones, Green Day, Nirvana, Weezer, Radiohead, Oasis, NAIF, Superman Is Dead, The Brandals, Seringai, dan masih banyak lagi. Lagu-lagu era 90-an sangat membekas di hati saya hingga saat ini. Walau tidak mahir memainkan instrumen musik, namun hal-hal yang berkaitan dengan musik sangat menarik perhatian saya. Kalau sekarang saya bukan seorang Notaris, mungkin saat ini saya adalah seorang jurnalis khususnya di bidang musik, hehe..


Tentang sepakbola, orang mungkin mengenal saya sebagai seorang pendukung fanatik Manchester United. Itu benar. Saya pertama kali jatuh cinta pada United sejak tahun 1994. Tepatnya pada saat Final Piala FA, di mana saat itu United mengalahkan Chelsea 4-1. Di pertandingan itu pula saya mengenal sosok Eric "The King" Cantona, sosok kharismatik yang pada pertandingan Final itu dia mencetak 2 gol. Sejak saat itu pula saya menobatkan Cantona sebagai pahlawan sepakbola saya sepanjang masa. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa saya jugalah seorang pendukung Inter Milan sejak tahun 1990, di mana pada saat itu Liga Italia sedang top-topnya. Inter yang pada waktu itu didukung trio Jerman (Juergen Klinsmann, Lothar Mathaeus, Andreas Brehme) lebih menarik perhatian saya dibanding AC Milan dengan trio Belandanya maupun Napoli dengan Diego Maradonanya.


Di tengah kesibukan saya sebagai Notaris & PPAT, saya masih sempat meluangkan waktu untuk menggeluti hobi dan kegemaran saya, seperti mengunjungi acara yang berkaitan dengan seni (musik, film, pameran kreativitas), membaca buku-buku dan menonton pertandingan sepakbola.

Isi konten pada blog saya ini nantinya akan bercerita tentang berbagai macam hal, bisa tentang hal-hal yang berkaitan dengan profesi saya sebagai Notaris & PPAT, tentang hobi-hobi saya seperti musik, film, buku, sepakbola, atau tentang masalah sosial, politik, budaya, dan hal-hal lainnya yang menarik perhatian saya untuk ditulis.

Terima kasih sudah mengunjungi Blog saya. Selamat membaca dan silahkan jika ingin memberi komentar :)


***


Social Media :
LinkedIn : Danny Wahyu Setiawan
Facebook : Danny Wahyu Setiawan
Twitter : @dannywahyu
Instagram : @dannywahyu_