Dalam rangka Dies Natalis yang ke-6, pada hari Senin, tanggal 5 Juni 2017 yang lalu, Business Law Universitas Bina Nusantara (BINUS) mengadakan acara Seminar Nasional bertajuk "Dinamika Hukum dalam Jeratan Politik dan Bisnis", dengan narasumber Bapak Antasari Azhar (eks Ketua KPK) dan Om Maman Suherman (Penulis & Notulen Indonesian Lawak Club).
Waktu pertama mendengar kabar ada acara ini dari istri saya, yang juga teman dari Om Maman, saya langsung tertarik untuk menghadirinya. Disamping karena Kampus BINUS yang tidak begitu jauh dari tempat tinggal kami, narasumber yang dihadirkan pun menarik minat saya untuk menghadirinya. Sayang pada hari H istri saya tidak bisa ikutan karena waktu diadakannya seminar ini bertepatan dengan jam kantor sehingga istri saya tidak bisa meninggalkan kantor. Alhasil sayapun datang sendirian ke tempat acara.
Acaranya sendiri berlangsung di ruang Exhibiton Hall Lantai 3 di Kampus BINUS Anggrek. Setelah beberapa kali tanya sana sini, akhirnya sayapun sampai di ruangan yang dimaksud. Terlihat antrian sudah ada begitu saya datang. Saya langsung menghampiri meja panitia pendaftaran dan menanyakan apakah saya bisa ikutan acara seminar ini, mengingat saya belum mendaftar sebelumnya. Kata Panitia bisa, akhirnya sayapun ikut mengantri dan membayar 50 ribu Rupiah lalu masuk ke dalam venue.
Di e-flyer tercantum acara mulai dari jam 3 siang. Saya mengambil posisi duduk di deretan tengah belakang. Ruangan masih belum terisi semua tempat duduknya. Tak berapa lama kemudian satu persatu kursi mulai terisi, dan MC pun memanggil para narasumber untuk memasuki tempat acara. Terlihat Bapak Antasari Azhar dan Om Maman berjalan melewati sebelah kursi yang saya duduki. Om Maman sempat melihat dan mengenali saya dan kamipun berjabat tangan sambil sedikit bertegur sapa. Setelah para narasumber duduk di depan, acara seminar pun dimulai.
Om Maman Suherman bercerita tentang pengalamannya saat di bangku kuliah dulu |
Sesi pertama dimulai oleh Om Maman Suherman. Beliau banyak menceritakan pengalamannya dulu saat magang dan duduk di bangku kuliah Kriminologi FISIP UI. Sempat menjadi asisten dr. Mun'im Idries menjadi ahli forensik dalam beberapa kasus kematian, membuatnya mengetahui banyak kasus-kasus pembunuhan yang terjadi yang sampai sekarang belum jelas titik terangnya.
Banyak kisah-kisah menarik dari beliau berdasarkan pengalamannya. Diantaranya mengenai sindikat pelacuran untuk lesbian, yang sudah ada di ibukota sekitar tahun 1987. Lalu pengalaman dia ikut menghadiri pesta orgy di suatu hotel di Puncak. Lalu kisahnya mengenai seorang wanita yang sudah dituangkannya dalam buku-bukunya yang berjudul "Re:" dan "peREmpuan".
Bapak Antasari Azhar dan Maman Suherman. Sumber foto : Facebook Maman Suherman |
Setelah sesi Om Maman, tiba giliran sesi dari Bapak Antasari Azhar. Ketika mengetahui bahwa beliau akan hadir sebagai narasumber, saya tertarik dan berharap bahwa beliau akan banyak bercerita tentang kasus yang dialaminya. Namun sebelum beliau memulai pembicaraannya, beliau bertanya kepada panitia, apakah selain mahasiswa dan dosen BINUS adakah orang luar yang hadir di ruangan tersebut? Karena kalau ada orang luar yang juga hadir, beliau hanya akan menyampaikan mengenai kasusnya hanya luar-luarnya saja, tidak begitu sampai mendalam, ujarnya sambil setengah bergurau. Para peserta pun tertawa mendengar ucapan beliau. Karena menurut beliau, beberapa bulan lalu dia sempat menjadi pembicara juga di suatu kampus di Semarang. Di sana beliau dengan gamblang menceritakan mengenai kasus yang menimpanya. Pada bulan depannya, saat beliau sedang duduk-duduk santai di rumah, ada orang yang bertamu ke rumah beliau, dan setelah berbincang-bincang orang itu mengatakan kepada beliau bahwa jangan terlalu bercerita secara gamblang mengenai kasus yang dialaminya. Orang itu ternyata hadir pada saat itu. Nah karena itulah makanya Pak Antasari menanyakan hal tersebut di atas tadi kepada audience yang hadir.
Namun tetap sih, pada saat berbicara kepada audience beliau sedikit banyak menceritakan tentang kasus yang dialaminya tersebut. Misalnya tentang bagaimana kejanggalan yang ditemui saat di persidangan, mengenai peluru yang apakah bisa berbelok sendiri, mengenai jaksa yang menuntutnya seumur hidup notabene adalah bekas anak buahnya di Kejagung dulu, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kasusnya tersebut.
Mengenai hukum di Indonesia, Pak Antasari mengambil sebuah quote yang beliau sendiri juga lupa siapa yang menyampaikannya, quote itu kurang lebih seperti ini : "Beri saya lima penegak hukum yang jujur dan berintegritas tinggi, niscaya saya bisa bereskan hukum di negeri ini walau hukum di negeri ini carut marut".
Jadi menurut beliau, berdasarkan quote itu, sebenarnya yang perlu dibenahi untuk membereskan masalah hukum di negeri ini adalah SDM nya, bukan produk hukumnya. Karena menurut beliau penegakan hukum di negeri ini sudah terjadi, yang belum adalah penegakan keadilan.
Penyerahan plakat dari panitia kepada narasumber |
Foto bersama antara para dosen dengan narasumber |
Ketika ditanya oleh moderator, apakah ada keinginan dari Pak Antasari untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi dalam kasusnya tersebut, Pak Antasari berujar, memang pada saat awal-awal beliau bebas setelah diberi grasi oleh Presiden ada keinginan untuk itu. Namun setelah beberapa waktu, beliau berpikir untuk legowo saja mengenai apa yang sudah terjadi, dan lebih fokus untuk menatap ke masa depan.
Di akhir acara, Om Maman sempat merekomendasikan dua buah buku karangan mentor beliau dulu, yaitu dr. Abdul Mun'im Idries, Sp.F. Dua buah buku berjudul Indonesia X-Files dan Indonesia X-Files 2. Kedua buku tersebut beliau bawa pada saat seminar kemarin dan memperlihatkannya kepada peserta. Buku-buku tersebut berisikan tentang kasus-kasus kematian di Indonesia yang sampai saat ini menjadi misteri siapa dalangnya, berdasarkan pengalaman sang penulis dr. Mun'im Idries sebagai dokter ahli forensik yang menangani kasus-kasus tersebut. Setelah saya cerita ke isteri saya, ternyata isteri punya buku yang pertamanya, horee.. tinggal nyari buku yang kedua :D
Buku Indonesia X-Files yang direkomendasikan Om Maman |
Akhirnya sampai di penghujung acara. Setelah pemberian plakat kepada para narasumber, lalu sesi foto bersama antara para dosen dengan narasumber. Setelah itu peserta yang mayoritas adalah mahasiswa-mahasiswi BINUS saling berebutan untuk berfoto bersama baik dengan Pak Antasari maupun dengan Om Maman. Saya yang rencananya ingin menemui Om Maman mengurungkan niat karena ramainya peserta yang ingin berfoto, hingga akhirnya Om Maman pun pergi duluan meninggalkan tempat acara.
Setelah itu karena panitia juga menyiapkan menu buka puasa untuk peserta, saya pun menunggu hingga beduh maghrib tiba. Setelah memakan ta'jil bubur sumsum, buah semangka, dan meminum es buah dan segelas air mineral, saya pun beranjak pulang walau sebenarnya panitia juga menyiapkan menu makan berat. Namun karena saya sendirian (andai isteri saya bisa ikutan saat itu) saya merasa canggung dan akhirnya memutuskan untuk makan berat di rumah saja.
Anyway sukses acaranya untuk anak-anak BINUS Business Law. Tema seminarnya menarik. Banyak cerita dari para narasumber yang saya dapatkan pada seminar ini. Kesimpulannya memang, banyak kasus-kasus X-Files di negeri ini yang masih belum terungkap. Semoga lambat laun, satu persatu kebenaran akan terungkap.