Wednesday, November 22, 2017

Review Album 7 Bidadari NAIF


Hari ini tepat satu bulan sejak Konser 7 Bidadari NAIF yang diadakan tanggal 22 Oktober lalu di Teater Garuda, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Sebuah konser yang tidak saja sebagai momen peluncuran album baru NAIF sejak terakhir mereka mengeluarkan album Planet Cinta tahun 2011 lalu, tapi juga sekaligus sebagai perayaan anNAIFersary mereka yang ke-22. 

Well, saat ini gw gak akan mengulas tentang konser tersebut. Konser yang menurut gw, salah satu konser terbaik NAIF yang pernah gw datangi selama ini. Kali ini gw akan mereview tentang album 7 Bidadari itu sendiri.

Sebulan terakhir ini, hampir setiap hari gw ngedengerin ini album. Ntah itu dari CD player, dari laptop maupun dari handphone gw. Jadi ya bisa dikatakan saat ini gw udah familiar dengan lagu-lagu di album 7 Bidadari ini. Ada beberapa KawaNAIF yang bilang album ke-7 ini nuansanya akan seperti album-album awal mereka. Tapi setelah gw denger, gw gak terlalu sepakat sih dengan pendapat itu. Dalam bayangan gw sebelumnya, setelah mendengar wacana bahwa album ini akan seperti album-album awal mereka, gw ngebayangin akan ada lagu-lagu seperti Puspa Indah, Kencan Pertama, atau Electrified. Tapi setelah gw dengerin lagu-lagu di album itu, menurut gw lebih condong masih ada nuansa album Planet Cinta di situ. Tapi apakah gw kecewa karena album itu tidak sesuai dengan ekspektasi gw? Nah di sini akan gw coba ulas sedikit satu persatu lagu-lagu di album itu menurut versi gw..

1. Alangkah Indahnya Indonesia


Gw inget kayaknya udah beberapa kali pernah denger lagu ini, kapan dan di mana, agak lupa juga gw. Tapi yang gw inget lagu ini pernah dibawain NAIF pas acara anNAIFersary ke-20 mereka di Lucy In The Sky, dua tahun lalu. Gw sih pribadi pengen lagu ini dijadiin salah satu single dari album 7 Bidadari ini, dibuat video-klipnya, dan disebarluaskan ke khalayak ramai. Kenapa? Ya karena lagu ini bercerita tentang keindahan alam Indonesia, hal yang sudah jarang dijadikan tema sebuah lagu dari band/musisi Indonesia belakangan ini.

2. Selama Ada Cinta


Ada sedikit nuansa jazz di lagu ini, pantas saja.. ternyata karena ada salah satu maestro jazz Indonesia turut bermain piano di lagu ini, yaitu mas Indra Lesmana. Gw sempet baca dari artikel-artikel yang keluar beberapa tahun lalu di beberapa situs, lagu ini sempat digadang-gadang menjadi single pertama dari album terbaru NAIF. Tapi apakah saat ini akan seperti itu? Kita lihat saja nanti.. 

3. 7 Bidadari


Lagu ini sempat dibawakan beberapa kali di show-show NAIF setelah konser 7 Bidadari lalu. Kalo gw baca di liputan show mereka di website www.naifband.com, hanya lagu inilah satu-satunya dari album 7 Bidadari yang dibawakan di show-show mereka tadi. Apakah dengan begitu lagu ini menjadi lagu jagoan pertama mereka dari album 7 Bidadari. Terus terang sampai saat ini pun gw juga gak tau, haha.. 

4. Berubah


Gw lupa, waktu konser 7 Bidadari tempo hari, David sempat berujar lagu ini lagu yang paling mellow di album ini. Tapi gw lupa antara lagu ini apa lagu Kenali Dirimu ya yang David bilang waktu itu.. Ah tapi setelah gw denger lagi kedua lagu itu, kayaknya lagu ini deh.. Yah whatever, yang jelas lagu ini cocok didengerin malam hari dalam kegelapan di tengah kesendirian.. Haha..

5. Sedjak



David sempat mengupload lagu ini di akun SoundCloud miliknya beberapa tahun lalu, dan gw sempet dengerin lagu ini saat itu. Dibawakan hanya dengan gitar akustik dan vokal David. Bagaimana setelah lagu ini masuk ke dalam album 7 Bidadari? Satu hal yang mengejutkan, ternyata bang Syarief Hidayat (kami biasa memanggilnya bang Blek), salah satu crew NAIF (Begundal Naif), memainkan gendang di lagu ini. Haha.. sesuatu yang tak pernah terbayangkan oleh kami sebelumnya. Kami pun menjadi saksi mata saat di Konser 7 Bidadari, bang Blek dengan piawai memainkan gendangnya bersama NAIF saat membawakan lagu ini. Salah satu lagu jagoan, menurut gw, di album ini. Gw berharap NAIF membawakan lagu ini di show-show berikutnya, tentu saja dengan bang Blek yang turut memainkan gendangnya, hehe..
Oh iya, lagu ini secara gak sengaja sempet dua kali nyokap gw denger pas gw lagi dengerin via hp pake loudspeaker, dan kayaknya nyokap demen ama ini lagu, kayak ada keroncong-keroncongnya katanya, hehe..

6. Kenali Dirimu



Di Konser 7 Bidadari, lagu ini dibawakan hanya berdua oleh David yang memainkan ukulele, dan Jarwo dengan akustik gitarnya. Kirain gw di albumnya pun seperti itu. Ternyata di versi album, Emil dan Pepeng juga memainkan instrumen mereka sejak pertengahan lagu. Sedikit mengingatkan gw akan lagu Akulah Pasanganmu dari album Retropolis. 

7. Apa Yang Membuat Dirimu Untuk Terus Di Sini


Sebuah lagu ciptaan Emil, baik dari musik maupun lirik. Judul lagunya yang panjang hampir nyamain judul lagu Dia Adalah Pusaka Sejuta Umat Manusia Yang Ada Di Seluruh Dunia, hehe.. Bang Blek kembali dengan piawai memainkan gendangnya di lagu ini. Solo seruling dari Mochamad Saatsyah pun terdengar asik. 

8. Diriku Dirimu


Saat Konser 7 Bidadari lalu, sebelum memainkan lagu ini, David sempat berujar bahwa lagu ini adalah favorit istrinya di album ini. Pepeng pun sempat nyeletuk kalo dia juga favoritin lagu ini. Well, ternyata.. gw pun juga! Haha.. Ya, inilah lagu favorit gw di album ini. Ntah, karena nuansanya ceria dan membawa semangat kali ya.. Cocok untuk didengerin pagi-pagi sebelum memulai aktifitas, hehe.. Ya gw berharap sih lagu ini yang akan dibuat video klipnya (sampai tulisan ini dibuat, belum ada video klip resmi dari NAIF yang berasal dari album 7 Bidadari). Di beberapa show terakhir NAIF ternyata lagu ini dibawakan di atas panggung, menggantikan lagu 7 Bidadari. Oh iya, ditambah beberapa waktu lalu sempet gw liat video dari Mice (kartunis yang dulu dikenal sebagai duo Benny & Mice), memainkan lagu ini gitaran berduet dengan anak perempuannya yang ikutan bernyanyi. Menunjukkan bahwa lagu ini catchy sekali dan sepertinya disukai oleh banyak orang. Semoga NAIF lebih sering lagi membawakan lagu ini di atas panggung, terutama di mana pada saat gw pas lagi nonton aksi panggung mereka, hehe..

9. Indah


Sebuah lagu melayu dari NAIF! Ya, David pun mengatakan hal tersebut sebelum memainkan lagu ini di Konser 7 Bidadari lalu. Sebuah lagu yang mendayu-dayu. Tapi buat gw tetep asik-asik aja. Bahkan menurut gw ini salah satu lagu handal di album ini. Terbukti dari beberapa KawaNAIF gw yg suka sama lagu ini. Oh iya, menurut istri gw, gebukan drum Pepeng terdengar mantab di lagu ini. Gw pun berpendapat demikian, hehe..

10. Sayang Disayang


Sayang Disayang sempat dibawakan secara akustikan santai oleh NAIF pada saat acara buka puasa bersama KawaNAIF di Kantor Yang Naif, tahun 2013 lalu. Lagu yang sepertinya pantas-pantas aja untuk dijadikan single pertama dari album ini, secara sudah familiar didengar oleh beberapa KawaNAIF sebelum album 7 Bidadari diluncurkan. Oh iya, gw demen denger sound dari pedal steel guitar yang dimainkan Amrus Ramadhan di lagu ini, baik di album maupun pas Konser 7 Bidadari lalu..

***

Ya, itulah sedikit review gw lagu per lagu dari album 7 Bidadari. Overall album ini semua terdengar catchy, easy-listening, liriknya gak njelimet. Bicara tentang lirik, gw ngeliat lirik-lirik yang ditulis David terutama di lagu Sedjak dan Diriku Dirimu, secara harfiah memang bisa dikatakan bercerita tentang pasangan, tapi menurut gw sih, yang dimaksud David di kedua lagu itu adalah berkaitan dengan peristiwa dia berjumpa 'cahaya' yang membuat perubahan dalam dirinya beberapa tahun lalu (pengalaman ini bisa dibawa di tweet @davidbayu sekitar tahun 2011-2012 lalu). Mungkin loh ya.. Gw sih berasumsi begitu. Ada makna yang lebih dalam sebenernya. Di beberapa lagu seperti Selama Ada Cinta, Berubah, Kenali Dirimu, banyak kalimat-kalimat positif di situ, yang sepertinya berkaitan juga dengan peristiwa yang David alami seperti yang gw bilang tadi..
Anyway, album ini cocok untuk didengerin di kala santai, sebagai pengantar tidur, sebagai teman di perjalanan malam hari sambil nyetir mobil, hehe.. Semua lagu terdengar sama kualitasnya, tidak ada yang satu lebih menonjol dari yang lainnya, semua sama rata.. 
Sebuah album yang cocok untuk didengarkan oleh semua kalangan, menurut gw.. Mungkin itu yang hendak disasar NAIF lewat album ini. Sebuah album yang ditujukan bagi semua penggemar mereka, baik penggemar lama maupun baru.Ya memang jangan terlalu berharap banyak mereka akan kembali plek sama persis dengan nuansa retro seperti di album-album awal, tapi secara kualitas album ini bagus kok. Gak percuma kami menunggu selama 6 tahun, haha..

So, selamat mendengarkan album 7 Bidadari 😊







Saturday, September 2, 2017

Pencet-pencetan di Kepencet Music Festival


Fourtwnty di Kepencet Music Festival
Kali ini gw akan menceritakan pengalaman nge-gigs di event yang bertajuk Kepencet Music Festival (KMF). Saat pertama tau tentang event ini di media sosial, gw dan istri memang berencana datang karena line-up band-band pengisi acaranya termasuk yang gw dan istri sukai. Acaranya sendiri diadakan pada tanggal 26-27 Agustus 2017 dan bertempat di Gudang Sarinah Ekosistem di daerah Pancoran. Nah salah satu hal yang bikin kami pengen datang juga karena kami belum pernah nge-gigs di Gudang Sarinah. Walau kami tau di tempat itu sering ngadain gigs-gigs keren tapi ya kami belum sempat aja sebelum-sebelumnya datang ke tempat itu.

Singkat cerita, kami akhirnya datang pada hari kedua. Karena hari pertama gw pengen menyaksikan Semifinal Sea Games antara Timnas Indonesia vs Malaysia. Ya walaupun akhirnya Indonesia kalah 1-0 dan tidak berhasil ke Final, dan hal tersebut membuat perasaan gw campur aduk antara marah atau sedih. Okelah cerita tentang Timnas mungkin akan gw ceritakan lain kali aja mungkin ya, he..

e-flyer Kepencet Music Festival

Hari pertama KMF sebenarnya diisi juga dengan band-band yang termasuk favorit gw. Ada Rumahsakit, The SIGIT dan Barasuara. Temen gw di Naiffunclub (NFC), Idrus, datang pada waktu itu. Di grup WhatsApp NFC dia live report situasi di hari pertama tersebut. Sebagai salah satu member komunitas Vespa, Idrus dapat fasilitas gratis masuk ke KMF untuk 2 hari perhelatan acara tersebut. Dari Idrus pula gw mengetahui bahwa bagi pemilik akun Sakuku BCA bisa mendapatkan diskon 50% dari harga tiket yang dijual on the spot yang tadinya seharga 100 ribu Rupiah / orang menjadi 50 ribu Rupiah / orang. Cukup menarik, pikir gw. Karena sebelumnya gw belum punya akun Sakuku BCA, gw pun mencari-cari tau gimana caranya gw bisa punya. Cukup simple sih sebenernya. Tinggal download aja Sakuku BCA di PlayStore. Lalu register pake nomor hp kita yang sering kita gunakan. Lalu isi saldonya di ATM. Tapi pas gw coba top-up saldo Sakuku gw via ATM, gw gak menemukan opsi transfer ke Sakuku. Belakangan pas gw tanya ke CS BCA ternyata harus di ATM yang khusus untuk non-tunai. Dari Idrus pula akhirnya gw tau kalo top-up saldo Sakuku gw bisa melalui mbak-mbak BCA di venue. Okelah kalau begitu pikir gw...gw ngisi saldonya pas di venue aja.

Akhirnya di hari kedua KMF, sesampainya kami di Gudang Sarinah, hal pertama yang kami lakukan adalah mencari mbak-mbak BCA yang Idrus ceritakan agar gw bisa langsung top-up saldo Sakuku gw. Setelah gw ketemu dan gw kasih duit 100 ribu, pas mau di top-up sempet ada trouble tuh. Ntah gimana belum bisa masuk saldo gw. Akhirnya mbak tersebut pergi dulu sebentar ntah kemana mungkin ke booth BCA lainnya. Gak berapa lama kemudian dia kembali lagi dan gw disuruh cek akun Sakuku gw. Benar pulsa gw pun masuk 100 ribu. Langsung gw ke ticket box dan membeli 2 tiket seharga 100 ribu Rupiah. Jadi di akun Sakuku itu ada menu untuk scan barcode yang kita dapatkan di ticket box. Setelah mendapatkan tiket berupa gelang kertas yang dipakai di pergelangan tangan, akhirnya gw dan istri pun masuk ke dalam venue.

Gw sempat membaca di IG-nya KMF, barang-barang apa saja yang boleh dibawa dan tidak. Makanya gw gak ngebawa tongsis gw karena termasuk barang yang dilarang untuk dibawa. Gw pun membiarkan istri gw membawa kamera Canon mirrorless nya karena di info yang gw baca kamera mirrorless boleh untuk masuk ke venue. Sempat sih pas istri gw lewat di security check, panitianya sempat nanya ke panitia yang lain sambil memperlihatkan kamera istri gw, menanyakan apakah kamera tersebut boleh dibawa masuk. Kata panitia yang ditanya, boleh. Ya memang boleh. Akhirnya istri gw pun masuk sambil membawa serta kameranya. 

Jadi panggung di KMF itu ada 2. Satu outdoor dan satu lagi indoor. Untuk pengisi acara utama ditempatkan di panggung indoor. Kami langsung mencari-cari dan bertanya ke salah satu orang di mana letak panggung indoor. Setelah tau, kami pun langsung menuju ke sana karena menurut rundown, sebentar lagi Fourtwnty akan tampil. Benar, tak berapa lama setelah kami masuk ke area indoor. Fourtwnty pun tampil. Sempat berasa aneh juga sih karena acara ini gak pake MC. Tau-tau band pengisi acara muncul aja di panggung. Tapi ya, pikir gw, daripada pake MC tapi MC-nya garing, mendingan gak usah pake MC. Coba MC-nya temen-temen gw di NFC, yaitu si Gilang Gombloh dan Adjis doaibu, atau MC-MC lain yang kurang lebih setipe kayak mereka, mungkin acara ini lebih greget ya.

Gw dan istri saat menunggu Fourtwnty tampil

Oh iya ada kejadian yang gak jelas pas kami lagi nungguin Fourtwnty naik panggung. Jadi gw dan istri udah ambil posisi pas di depan panggung, di depan pagar barikade. Kanan dan kiri kamipun sudah banyak penonton. Begitu juga di belakang kami. Suasana santai-santai aja saat itu. Penonton saling mengobrol sambil menunggu Fourtwnty. Gw pun ngobrol santai dengan istri gw. Eh tiba-tiba ada security yang menepuk gw meminta agar gw menjauhi pagar barikade, agak mundur sedikit ke belakang. Gak hanya gw dan istri aja tapi penonton lain yang posisinya pas di belakang pagar barikade disuruh mundur ke belakang sekitar satu langkah. Gw kurang jelas security itu ngomong apa karena backsound di dalam venue cukup kencang. Gw pikir dia bilang kami gak boleh deket-deket pagar barikade karena takut pagarnya roboh. Sontak gw bilang, "ah nggak kok ini pagernya kuat kok", kata gw sambil mendorong-dorong pagar barikade yang memang kokoh. Lalu dia ngomong ntah apalagi yang gw kurang jelas, sempat gw tangkap bahwa posisi di depan barikade dikasih space untuk fotografer acara dan media. Pikir gw, mana ada fotografer dan media ambil tempat di area penonton. Yang ada tuh mereka di dalam barikade, di depan panggung. Sambil mikir keheranan gw pun kasih jalan ke security itu sambil ngeliat dia jalan ke arah kanan gw ngambil space penonton lainnya agar mundur selangkah menjauhi pagar. Terdengar para penonton di samping dan belakang gw bergumam tentang kelakuan security itu. Gak berapa lama kemudian gw tarik tangan istri gw agar kami kembali mendekati pagar. Penonton di samping-samping kamipun juga melakukan hal yang sama. Mungkin pikiran kami semua saat itu sama, maksud dari Security itu nyuruh kami mundur tadi apa ya...hihihi...

Yasudlah...lupakan saja.. Karena sekarang saatnya Fourtwnty naik panggung. Gw suka dengan konsep panggung mereka. Selalu menaruh 3 buah gelas jadul di atas sebuah meja kecil, dan menaruh satu gitar yang konon milik salah satu personil mereka yang tidak pernah mau untuk tampil manggung, jadi hanya di belakang layar saja. Sebuah filosofi yang unik. Memulai dengan lagu Diam-diam Kubawa 1, diikuti dengan lagu-lagu lainnya seperti Aku Bukan Binatang, Argumentasi Dimensi, Aku Tenang, Zona Nyaman, Hitam Putih, dan ditutup dengan Fana Merah Jambu, membuat penonton pun bernyanyi bersama. Situasi yang sama pada setiap kali gw melihat aksi panggung Fourtwnty. Semua pun senang. Di akhir show, gitaris Fourtwnty yaitu Nuwi melemparkan picknya ke arah penonton. Tidak terlalu jauh, sempat diperebutkan oleh penonton di sekitar kami. Hingga akhirnya pick itu jatuh ke lantai dan istri gw melihatnya. Karena gak ada penonton lain yang ngeh, istri gw pun mengambil pick itu dan memberikannya ke gw. Hehe lumayan..  

Setelah Fourtwnty, acara break dulu sekitar 30 menit untuk break Maghrib. Banyak penonton yang keluar dulu namun gw dan istri memilih tetap di dalam karena takut nanti kehilangan posisi di depan panggung, sebab setelah break Maghrib yang akan tampil adalah salah satu band favorit kami lainnya yaitu Stars and Rabbit. Sempat sih gw keluar untuk membelikan istri gw minuman karena dia kehausan, tapi setelah gw keluar dan gak dapet minuman yang dicari gw pun masuk lagi ke dalam venue indoor untuk ngasih tau istri gw. Pas mau masuk lagi ke dalam itu, gw kan maen masuk aja. karena gw pikir gw gak diperiksa lagi. Eh gw sempet dipanggil gitu sama security. Dia nanya gw udah diperiksa belum. Gw bilang aja kalo tadi gw udah masuk dari dalam gw keluar dulu, Trus gw bilang kalo mau periksa yaudah periksa aja, sambil gw buka tas gw. Dia nanya gw bawa rokok gak. Gw bilang kagak, gw gak ngerokok. Akhirnya gw pun dibolehkan masuk ke dalam. 
Sampe dalam gw bilang istri gw. Tapi karena istri gw masih kehausan, akhirnya gw pun keluar lagi nyari minuman apa aja yang deket-deket venue indoor. Dapetlah es teh manis di salah satu booth. Gw pun masuk lagi ke dalam area indoor, tapi gw gak diperiksa lagi tuh. 

Akhirnya kami pun menunggu Stars and Rabbit naik panggung. Area Indoor masih belum terlalu ramai karena sebagian penonton masih pada makan dan minum di luar. Tau-tau gitaris Stars and Rabbit, Adi Widodo, muncul di atas panggung. Diikuti dengan lengkingan khas Elda, menandakan sesaat lagi aksi panggung Stars and Rabbit akan dimulai. Dua lagu pertama, area indoor masih belum terlalu ramai. Masuk ke lagu ketiga, baru deh penonton yang dari luar mulai masuk dan memenuhi venue. Tampil membawakan lagu-lagu hits mereka seperti Worth It, Catch Me, The House dan Man Upon The Hill, Stars and Rabbit seperti biasa memukau kami para penonton yang terkesima melihat aksi mereka. Terbukti dari applause para penonton saat mereka mengakhiri setlist malam itu.

Stars and Rabbit
Setelah itu, gw dan istri keluar sebentar untuk mengisi perut. Sempat kami hendak keluar ke arah kantin yang di dekat ticket box, namun saat di pagar security check, kami tidak diperbolehkan keluar, karena menurut mereka, peraturan melarang penonton yang sudah masuk ke dalam venue untuk tidak boleh keluar lagi. Akhirnya kami pun mencari makanan di area outdoor. Setelah berkeliling ke sana ke mari, gw memutuskan untuk makan pecel aja. Kirain harganya standar gitu ya, pas gw tanya harganya berapa, ternyata satu porsi seharga 40 ribu, kalo pake telor 50 ribu. Karena mbak penjualnya udah memegang piring, gw pun gak enak untuk membatalkan jadi ya gw beli aja pecel seharga 50 ribu tersebut. Istri gw gak mau. Setelah gw makan gw pun membeli minuman Hop Hop untuk kami berdua. Lumayan pake Debit BCA dapet diskon 15%. Sepertinya karena BCA merupakan salah satu sponsor acara ini, jadi banyak keuntungan-keuntungan yang didapatkan oleh pengguna Debit dan Sakuku BCA dari mulai membeli tiket hingga membeli makanan dan minuman di booth-booth yang tersedia.

Setelah itu kamipun masuk kembali ke area indoor. Di atas panggung, Rama Satria dan DJ Halim Ardie sedang beraksi. Kolaborasi yang unik, menurut gw. Mengingat Rama Satria yang notabene adalah salah seorang gitaris blues kenamaan negeri ini berkolaborasi dengan seorang DJ. Hentakan musik yang mereka hasilkan lumayan bisa membuat badan ini bergoyang, begitu pula saat gw melihat penonton-penonton lainnya. Ada beberapa penonton bule yang turut bergoyang dan menyaksikan kolaborasi ini. 


Rama Satria dan DJ Halim Ardie

Setelah penampilan Rama Satria dan DJ Halim Ardie, penampil selanjutnya adalah para legenda orkes melayu negeri ini, yaitu OM PMR (Orkes Melayu Pancaran Sinar Petromaks). Tampil berenam dengan gaya uniknya masing-masing, OM PMR membuka aksi panggung mereka dengan mengajak penonton menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Gw dan istri kembali mengambil posisi paling depan dekat pagar barikade. Memulai dengan lagu Malam Jumat Kliwon dan Yang Hujan Turun Lagi, OM PMR membuat pecah penonton malam itu. Para penonton bergoyang...bernyanyi bersama.. Banyak yang sampe naik-naik ke punggung temannya sambil bergoyang. Selanjutnya lagu-lagu seperti Tato atau Panu, Individu Merdeka, Terlalu Lama Sendiri, Istilah Cinta, Bintangku Bintangmu membuat penonton semakin liar. OM PMR pun akhirnya menyudahi penampilan mereka dengan lagu Judul-Judulan. Setelah itu mereka pun melakukan standing ovation dan penonton pun berteriak "lagi...lagi.." agar OM PMR menambah setlist lagi. Well, menurut gw inilah show paling pecah dari OM PMR yang pernah gw tonton. 


OM PMR

Akhirnya tibalah saatnya di penghujung acara. NAIF tampil sebagai closing. Penonton masih ramai menunggu aksi dari NAIF. Satu persatu personel NAIF naik ke atas panggung, dimulai dari Pepeng, Emil, Jarwo dan David. NAIF memulai penampilan mereka dengan lagu pembuka yang, baru kali ini gw liat mereka membawakan lagu tersebut sebagai pembuka, yaitu Pujaan Hati. Dilanjutkan dengan Jikalau dan Piknik 72 yang membuat koor massal penonton. Selanjutnya hits-hits seperti Karena Kamu Cuma Satu, Di Mana Aku Di Sini, Buta Hati, Benci Untuk Mencinta, Curi-Curi Pandang, Air dan Api, lalu diakhiri dengan Aku Rela dibawakan dengan sempurna oleh NAIF. Ada satu kejadian yang menarik perhatian gw, saat lagu Benci Untuk Mencinta dibawakan, ada satu orang memakai kaos Crew - Kepencet Music Festival tampak sedang mengambil video aksi panggung NAIF. Gw tadinya gak peduli. Tapi pas Begenk, salah satu Begundals Naif mengampiri dia dan membisikkan sesuatu, sepertinya Begenk menyuruh orang itu untuk menghentikan perbuatannya, gw mencium ada sesuatu yang gak beres. Tampak beberapa Security menghampiri orang itu dan menyuruh dia berhenti. Tapi si oknum itu sepertinya tak menggubris. Gw pun memperhatikan, di depan panggung sebenernya sudah steril, bahkan fotografer pun mengambil foto dari sisi pinggir panggung. Tapi oknum itu sepertinya tambeng. Kembali Begenk menghampiri dia dan lagi-lagi gak digubris sama itu oknum. Sampai akhirnya salah satu panitia cewe menghampiri dia dan sepertinya menyuruh dia berhenti dan keluar dari area steril depan panggung, itu oknum masih tak mau bergeming, lalu dua orang security sepertinya sudah hilang kesabaran dan menggeret oknum itu kesamping. Si oknum sempat bersitegang dengan para Security yang menggeretnya. Gw menyaksikan itu semua karena posisi gw kan tepat di depan pagar barikade. Setelah itu oknum digeret ke sisi pinggir, gw sempat menduga wah kayaknya digebugin tuh oknum. Karena kejadian selanjutnya udah gak terpantau dari pandangan gw, gw pun gak ambil pusing. Kembali gw fokus menyaksikan penampilan NAIF. Setelah NAIF mengakhiri lagu Aku Rela, David pun turun dari panggung dan menyalami satu persatu penonton yang ada di depan panggung. Tampak Security sepertinya kurang nyaman dengan aksi David itu, mungkin mereka sempat bilang ke David agar kembali naik ke panggung. Tapi dari gesture David sepertinya David juga kurang nyaman dengan himbauan itu, dan sepertinya bilang ke para Security agar mereka santai aja, David pun kembali menyalami para penonton. Sampai di depan gw, David pun mengenali gw saat bersalaman dengannya. "Eh elo.." Ujar David sambil tertawa. Gw pun juga tertawa. Istri gw pun juga menyalami David. Hingga akhirnya David pun menghilang ke backstage.

Gw dan istri saat menunggu NAIF tampil

NAIF

Setelah acara usai, di sisi kiri panggung gw sempat ketemu temen-temen NFC yaitu Idrus, Iyunk dan Awal. Oh iya tadi pas NAIF on stage gw juga sempat ketemu Ipung, salah satu dedengkot NFC yang sekarang menjadi salah satu fotografer NAIF. Sempat gw dan istri difoto oleh Ipung dari depan panggung. Gw nanya ke Iyunk gimana tuh tadi si oknum yang digeret oleh Security. Ya katanya si oknum itu masih ngeyel tuh di pinggir. Tapi gak digebugin sih. Tapi terus digeret sampe ke backstage, gak boleh ada di area panggung lagi. Haha.. 



Bersama KawaNAIF : Idrus, Iyunk, Awal

Yah begitulah pengalaman gw nge-gigs di KMF. Overall sih acaranya asik-asik aja. Line-up pengisi acara yang dihadirkan oke-oke. Dari berbagai genre musik dari rap, rock, pop, blues, orkes melayu, techno, dihadirkan di acara KMF ini. Promo diskon 50% untuk pengguna Sakuku BCA-nya oke. Diskon khusus untuk makanan dan minuman di beberapa booth bagi pengguna Debit dan Sakuku BCA-nya oke. Soundnya kurang oke. Dari sejak gw nonton pas Fourtwnty soundnya kresek-kresek dan kurang nyaring. Namun tata lampunya oke. Istri gw dapat beberapa foto bagus berkat bantuan tata lampu yang ok. Evenpun gw yang pake kamera hp pun merasa terbantu saat mengambil beberapa foto dari para penampil. Securitynya agak berlebihan ya. Tapi bagus juga sih, mereka tegas melarang penonton membawa masuk rokok ke ruangan indoor. Jadinya di dalam area indoor yang ber-AC tersebut tidak ada yang merokok. Padahal salah satu sponsor acara adalah dari rokok. Soalnya di beberapa event yang pernah gw hadiri walaupun areanya indoor dan ber-AC, namun karena sponsor utamanya rokok, jadi dibolehin aja gitu beberapa penonton yang merokok di ruangan ber-AC. Mungkin bisa lebih pecah kalo ada MC tapi harus yang gokil MC-nya.

Ya semoga tahun depan bisa ada lagi nih acara Kepencet Music Festival. Dengan menghadirkan line-up yang berkualitas lagi tentunya. Konsep acaranya sih udah ok. Salah satu gigs asoy yang pernah gw datengin, hehe.. Sukses, Kepencet Music Festival!







Friday, June 9, 2017

Seminar Nasional "Dinamika Hukum dalam Jeratan Politik dan Bisnis" di Kampus BINUS Anggrek



Dalam rangka Dies Natalis yang ke-6, pada hari Senin, tanggal 5 Juni 2017 yang lalu, Business Law Universitas Bina Nusantara (BINUS) mengadakan acara Seminar Nasional bertajuk "Dinamika Hukum dalam Jeratan Politik dan Bisnis", dengan narasumber Bapak Antasari Azhar (eks Ketua KPK) dan Om Maman Suherman (Penulis & Notulen Indonesian Lawak Club). 

Waktu pertama mendengar kabar ada acara ini dari istri saya, yang juga teman dari Om Maman, saya langsung tertarik untuk menghadirinya. Disamping karena Kampus BINUS yang tidak begitu jauh dari tempat tinggal kami, narasumber yang dihadirkan pun menarik minat saya untuk menghadirinya. Sayang pada hari H istri saya tidak bisa ikutan karena waktu diadakannya seminar ini bertepatan dengan jam kantor sehingga istri saya tidak bisa meninggalkan kantor. Alhasil sayapun datang sendirian ke tempat acara.

Acaranya sendiri berlangsung di ruang Exhibiton Hall Lantai 3 di Kampus BINUS Anggrek. Setelah beberapa kali tanya sana sini, akhirnya sayapun sampai di ruangan yang dimaksud. Terlihat antrian sudah ada begitu saya datang. Saya langsung menghampiri meja panitia pendaftaran dan menanyakan apakah saya bisa ikutan acara seminar ini, mengingat saya belum mendaftar sebelumnya. Kata Panitia bisa, akhirnya sayapun  ikut mengantri dan membayar 50 ribu Rupiah lalu masuk ke dalam venue.

Di e-flyer tercantum acara mulai dari jam 3 siang. Saya mengambil posisi duduk di deretan tengah belakang. Ruangan masih belum terisi semua tempat duduknya. Tak berapa lama kemudian satu persatu kursi mulai terisi, dan MC pun memanggil para narasumber untuk memasuki tempat acara. Terlihat Bapak Antasari Azhar dan Om Maman berjalan melewati sebelah kursi yang saya duduki. Om Maman sempat melihat dan mengenali saya dan kamipun berjabat tangan sambil sedikit bertegur sapa. Setelah para narasumber duduk di depan, acara seminar pun dimulai.

Om Maman Suherman bercerita tentang pengalamannya saat di bangku kuliah dulu

Sesi pertama dimulai oleh Om Maman Suherman. Beliau banyak menceritakan pengalamannya dulu saat magang dan duduk di bangku kuliah Kriminologi FISIP UI. Sempat menjadi asisten dr. Mun'im Idries menjadi ahli forensik dalam beberapa kasus kematian, membuatnya mengetahui banyak kasus-kasus pembunuhan yang terjadi yang sampai sekarang belum jelas titik terangnya.
Banyak kisah-kisah menarik dari beliau berdasarkan pengalamannya. Diantaranya mengenai sindikat pelacuran untuk lesbian, yang sudah ada di ibukota sekitar tahun 1987. Lalu pengalaman dia ikut menghadiri pesta orgy di suatu hotel di Puncak. Lalu kisahnya mengenai seorang wanita yang sudah dituangkannya dalam buku-bukunya yang berjudul "Re:" dan "peREmpuan".  

Bapak Antasari Azhar dan Maman Suherman. Sumber foto : Facebook Maman Suherman

Setelah sesi Om Maman, tiba giliran sesi dari Bapak Antasari Azhar. Ketika mengetahui bahwa beliau akan hadir sebagai narasumber, saya tertarik dan berharap bahwa beliau akan banyak bercerita tentang kasus yang dialaminya. Namun sebelum beliau memulai pembicaraannya, beliau bertanya kepada panitia, apakah selain mahasiswa dan dosen BINUS adakah orang luar yang hadir di ruangan tersebut? Karena kalau ada orang luar yang juga hadir, beliau hanya akan menyampaikan mengenai kasusnya hanya luar-luarnya saja, tidak begitu sampai mendalam, ujarnya sambil setengah bergurau. Para peserta pun tertawa mendengar ucapan beliau. Karena menurut beliau, beberapa bulan lalu dia sempat menjadi pembicara juga di suatu kampus di Semarang. Di sana beliau dengan gamblang menceritakan mengenai kasus yang menimpanya. Pada bulan depannya, saat beliau sedang duduk-duduk santai di rumah, ada orang yang bertamu ke rumah beliau, dan setelah berbincang-bincang orang itu mengatakan kepada beliau bahwa jangan terlalu bercerita secara gamblang mengenai kasus yang dialaminya. Orang itu ternyata hadir pada saat itu. Nah karena itulah makanya Pak Antasari menanyakan hal tersebut di atas tadi kepada audience yang hadir.

Namun tetap sih, pada saat berbicara kepada audience beliau sedikit banyak menceritakan tentang kasus yang dialaminya tersebut. Misalnya tentang bagaimana kejanggalan yang ditemui saat di persidangan, mengenai peluru yang apakah bisa berbelok sendiri, mengenai jaksa yang menuntutnya seumur hidup notabene adalah bekas anak buahnya di Kejagung dulu, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kasusnya tersebut.
Mengenai hukum di Indonesia, Pak Antasari mengambil sebuah quote yang beliau sendiri juga lupa siapa yang menyampaikannya, quote itu kurang lebih seperti ini : "Beri saya lima penegak hukum yang jujur dan berintegritas tinggi, niscaya saya bisa bereskan hukum di negeri ini walau hukum di negeri ini carut marut".
Jadi menurut beliau, berdasarkan quote itu, sebenarnya yang perlu dibenahi untuk membereskan masalah hukum di negeri ini adalah SDM nya, bukan produk hukumnya. Karena menurut beliau penegakan hukum di negeri ini sudah terjadi, yang belum adalah penegakan keadilan.

Penyerahan plakat dari panitia kepada narasumber

Foto bersama antara para dosen dengan narasumber

Ketika ditanya oleh moderator, apakah ada keinginan dari Pak Antasari untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi dalam kasusnya tersebut, Pak Antasari berujar, memang pada saat awal-awal beliau bebas setelah diberi grasi oleh Presiden ada keinginan untuk itu. Namun setelah beberapa waktu, beliau berpikir untuk legowo saja mengenai apa yang sudah terjadi, dan lebih fokus untuk menatap ke masa depan.

Di akhir acara, Om Maman sempat merekomendasikan dua buah buku karangan mentor beliau dulu, yaitu dr. Abdul Mun'im Idries, Sp.F. Dua buah buku berjudul Indonesia X-Files dan Indonesia X-Files 2. Kedua buku tersebut beliau bawa pada saat seminar kemarin dan memperlihatkannya kepada peserta. Buku-buku tersebut berisikan tentang kasus-kasus kematian di Indonesia yang sampai saat ini menjadi misteri siapa dalangnya, berdasarkan pengalaman sang penulis dr. Mun'im Idries sebagai dokter ahli forensik yang menangani kasus-kasus tersebut. Setelah saya cerita ke isteri saya, ternyata isteri punya buku yang pertamanya, horee.. tinggal nyari buku yang kedua :D


Buku Indonesia X-Files yang direkomendasikan Om Maman

Akhirnya sampai di penghujung acara. Setelah pemberian plakat kepada para narasumber, lalu sesi foto bersama antara para dosen dengan narasumber. Setelah itu peserta yang mayoritas adalah mahasiswa-mahasiswi BINUS saling berebutan untuk berfoto bersama baik dengan Pak Antasari maupun dengan Om Maman. Saya yang rencananya ingin menemui Om Maman mengurungkan niat karena ramainya peserta yang ingin berfoto, hingga akhirnya Om Maman pun pergi duluan meninggalkan tempat acara.

Setelah itu karena panitia juga menyiapkan menu buka puasa untuk peserta, saya pun menunggu hingga beduh maghrib tiba. Setelah memakan ta'jil bubur sumsum, buah semangka, dan meminum es buah dan segelas air mineral, saya pun beranjak pulang walau sebenarnya panitia juga menyiapkan menu makan berat. Namun karena saya sendirian (andai isteri saya bisa ikutan saat itu) saya merasa canggung dan akhirnya memutuskan untuk makan berat di rumah saja.

Anyway sukses acaranya untuk anak-anak BINUS Business Law. Tema seminarnya menarik. Banyak cerita dari para narasumber yang saya dapatkan pada seminar ini. Kesimpulannya memang, banyak kasus-kasus X-Files di negeri ini yang masih belum terungkap. Semoga lambat laun, satu persatu kebenaran akan terungkap.














Sunday, June 4, 2017

Pamitnya Sang Pangeran Roma, Francesco Totti


Pekan terakhir Serie-A Italia musim 2016-2017 pada tanggal 28 Mei lalu, menimbulkan rasa haru-biru bagi gw. Bukan, bukan karena tim favorit gw di Serie A, yaitu Inter Milan, bercokol di posisi 7 klasemen akhir sehingga tidak bisa mengikuti kejuaraan-kejuaraan antar klub Eropa (Liga Champions & Liga Eropa) musim depan, hehe..  Tapi karena...adanya momen perpisahan dari Il Capitano AS Roma, Francesco Totti.

Walau bukanlah pendukung AS Roma, tapi sebagai seorang penggemar sepakbola, melihat video perpisahan Totti dengan klub yang sudah dibelanya selama 25 tahun sungguh mengharukan buat gw. Berulang kali gw tonton video tersebut, berulang kali juga air mata ini menetes di pipi. Terutama saat Totti memeluk kedua anaknya lalu istrinya, dan menangis bersama. Bahkan saat momen perpisahan Sir Alex Ferguson (ex-pelatih Manchester United, klub favorit gw di Liga Inggris) pada tahun 2013 lalu pun gw tidak begitu sesedih ini.


Mengenai Totti sendiri buat gw, dia adalah satu dari sedikit pemain Italia yg gw respect. Tidak terlalu mengidolakannya, namun gw suka gaya permainan dia, cara dia menjebol gawang lawan serta umpan-umpannya kepada rekan-rekan setimnya. 25 tahun selalu berada di klub yang sama sejak dia awal berkarir hingga sekarang memutuskan pensiun, tentu dibutuhkan kesetiaan yang sangat luar biasa. Dia bisa saja pindah ke klub lain, dengan gaji yang jauh lebih tinggi, dengan peluang untuk mengangkat trophy lebih sering, tapi itu semua tidak membuat dia berpindah ke lain hati. Terbukti, sekarang dia mendapatkan timbal balik dari para pendukungnya, rasa hormat, cinta dan kehilangan yang luar biasa.

Terima kasih Totti, sudah ikut mewarnai kehidupan sepak bola gw sejak tahun 90-an. Dirimu adalah salah satu ikon dalam dunia persepakbolaan. Respect, legend!










Friday, May 12, 2017

12 Mei 1998, Kami Tidak Akan Pernah Lupa!



Hari ini 19 tahun yg lalu... gw coba menceritakan kembali pengalaman gw pada hari itu..

Pagi itu parkiran kampus udah penuh oleh mahasiswa yg berorasi. Gw ada midtest jam 10. Oh iya, gw baru semester 4 pada waktu itu di Fakultas Hukum Usakti.
Kelar midtest gw gabung sama kawan-kawan dan mahasiswa lainnya di jungle (sebutan kami untuk parkiran kampus). Suasana masih damai.
Beberapa dosen juga terlihat berorasi di panggung. Menjelang siang kami berusaha keluar kampus untuk menuju gedung DPR.
Kami tertahan di depan eks-Kantor Walikota Jak-Bar. Di situ kembali orasi dilakukan. Gw agak di barisan depan gabung sama senior-senior gw.
Di depan udah terlihat beberapa pasukan aparat. Pasukan bermotor juga sudah siap. Bahkan panser pun ada. Gak mungkin kami lanjut ke DPR.

Menjelang sore hujan pun turun. Tapi kami tetap bertahan disitu. Aparat pun masih menghadang kami di posisi mereka masing-masing.
Setelah hujan reda tampak senior gw Wanda Hamidah dan beberapa mahasiswi membagikan bunga mawar kepada aparat yang berjaga di depan kami.
Sekitar pukul 5 sore kami pun sudah duduk-duduk di jalanan. Tidak ada orasi lagi. Mahasiswa udah bersiap balik ke kampus. Tapi..
Gw liat sendiri ada 1 orang (belakangan diketahui namanya Mashud Lang, kalo gak salah) membentak2 kami yang duduk untuk segera bubar.
Beberapa mahasiswa yang dibentak tampak tak suka, lalu terjadilah adu mulut dengan orang itu, yg kemudian dikejar dan lari ke arah aparat.
Itulah pemicunya, aparat yang tadinya sudah mundur kembali maju ke arah kami dan menyerang kami dengan membabi buta.
Gw yang berada agak depan barisan mikir gak mungkin gw ke kampus, gerbang cuma satu, yang mau masuk ribuan mahasiswa, keburu dihajar gw.
Akhirnya gw dan beberapa mahasiswa nyebrang masuk tol dalam kota menuju Citraland. Ternyata disana juga ada rekan-rekan Untar & Ukrida.
"Trisakti, Untar, Ukrida, ayo gabung masuk ke Untar". Begitu seru satu mahasiswa dan kamipun masuk ke Untar yang di samping Citraland.

Di kampus Untar kamipun ditembaki aparat dari luar. Tampak seorang mahasiswa terkena peluru karet di dadanya. Kamipun membalas.
Ada yang menyiapkan amunisi berupa bom molotov. Yang lainnya membalas dengan batu dan botol. Ada kabar sudah ada korban di Trisakti.
Gw mikir, gw lebih baik "perang" bareng temen-teman gw lah, akhirnya gw bisa keluar dari Untar nyebrang lagi ke Trisakti.
Tapi sampai di kolong jembatan fly over gw terhenti. Ga mungkin gw bisa masuk ke kampus. Aparat udah dimana-mana. Suasana juga udah chaos.
Akhirnya gw balik lagi ke arah Untar. Tapi gak mungkin juga untuk masuk lagi. Suasana juga sudah mulai mencair. Akhirnya gw pun pulang ke rumah naik angkot.

Kini 19 tahun sudah berlalu.. Masih belum jelas siapa dalangnya.. Mereka yang diadili bukanlah pelaku sebenarnya..
Para pengecut itu masih bersembunyi di antara kita. Tapi gw yakin suatu waktu nanti kebenaran akan terungkap.
Elang Mulya Lesmana, Hafidhin Royan, Heri Hartanto & Hendriawan Sie mereka tidak gugur sia-sia. Kami lanjutkan perjuanganmu kawan.